Tanda – tanda Kehamilan dan
Pemeriksaan Diagnostik kehamilan
LAMA KEHAMILAN
Lama kehamilan yaitu 280 hari atau
40 pekan (minggu) atau 10 bulan (lunar
months). Ibu termuda yang hamil dan melahirkan adalah Lina Medina berumur 4
tahun 8 bulan, ibu tertua yang hamil dan melahirkan berumur 52 tahun. Kehamilan
dibagi atas 3 triwulan (trimester) :
a) Kehamilan
triwulan I antara 0 – 12 minggu
b) Kehamilan
triwulan II antara 12 – 28 minggu
c) Kehamilan
triwulan III antara 28 – 40 minggu
TANDA DAN GEJALA KEHAMILAN
1) Tanda
– tanda presumptif :
Amenorhea
(tidak dapat haid)
Wanita
harus mengetahui tanggal hari pertama haid terakhir (HPHT), supaya dapat
ditaksir umur kehamilan dan hari perkiraan lahir (HPL), yang dapat dihitung
dengan menggunakan Rumus Neagle : HPL = (hari pertama +7, bulan +3)
Mual
dan muntah (nausea and vomiting)
Biasanya
terjadi pada bulan – bulan pertama kehamilan hingga akhir triwulan pertama.
Karena sering terjadi di pagi hari, disebut morning
sickness (sakit pagi). Bila mual dan muntah terlalu sering disebut hiperemesis.
Mengidam
(ingin makanan khusus)
Ibu
hamil sering meminta makanan atau minuman tertentu terutama pada bulan – bulan
triwulan pertama.
Tidak
tahan suatu bau – bauan.
Pingsan
Bila
berada pada tempat – tempat ramai yang sesak dan padat bisa pingsan.
Tidak
ada selera makan (anoreksia)
Hanya berlangsung pada
triwulan pertama kehamilan, kemudian nafsu makan timbul kembali.
Lelah
(fatique)
Payudara
membesar, tegang, dan sedikit nyeri, disebabkan pengaruh estrogen dan
progesteron yang merangsang duktus dan alveoli payudara. Kelenjar Montgomery
terlihat lebih membesar.
Miksi
sering.
Karena
kandung kemih tertekan oleh rahim yang membesar. Gejala ini akan hilang pada
triwulan kedua kehamilan. Pada akhir kehamilan, gejala ini kembali, karena
kandung kemih ditekan oleh kepala janin.
Konstipasi
/ obstipasi
Karena
tonus otot – otot usus menurun oleh pengaruh hormon steroid.
Pigmentasi
kulit oleh pengaruh hormon kortikosteroid plasenta, dijumpai di muka (chloasma gravidarum), areola payudara,
leher, dan dinding perut (linea nigra = grisea).
Epulis
: hipertrofi dari papil gusi.
Pemekaran
vena – vena (varices) dapat terjadi
pada kaki, betis, dan vulva biasanya dijumpai pada triwulan akhir.
2) Tanda
– tanda kemungkinan hamil :
Perut
membesar
Uterus
membesar
Terjadi perubahan dalam
bentuk, besar, dan konsistensi dari rahim.
Tanda
Hegar
Tanda
Chadwick
Tanda
Piscaseck
Kontraksi
– kontraksi kecil uterus bila dirangsang = Braxton-Hicks
Teraba
ballotement
Reaksi
kehamilan positif
3) Tanda
pasti
Gerakan
janin yang dapat dilihat atau dirasa atau diraba, juga bagian – bagian janin.
Denyut
jantung janin :
1. Didengar
dengan stetoskop-monoral Laennec
2. Dicatat
dan di dengar dengan alat Doppler
3. Dicatat
dengan feto-elektro kardiogram
4. Dilihat
pada ultrasonografi
Terlihat
tulang – tulang janin dalam foto rontgen
DIAGNOSIS
BANDING KEHAMILAN
Suatu
kehamilan kadang kala harus dibedakan dengan keadaan atau penyakit yang dalam
pemeriksaan meragukan :
(1) Hamil
palsu (pseudocyesis = kehamilan
spuria)
Gejala
dapat sama dengan kehamilan, seperti amenorhea, perut membesar, mual, muntah,
air susu keluar, dan bahkan wanita ini merasakan gerakan janin. Namun pada
pemeriksaan, uterus tidak membesar, tanda – tanda kehamilan lain dan reaksi
kehamilan negatif.
(2) Mioma
uteri
Perut
dan rahim membesar, namun pada perabaan, rahim terasa padat, kadang kala
berbenjol – benjol. Tanda kehamilan negatif dan tidak dijumpai tanda – tanda
kehamilan lainnya.
(3) Kista
ovarii
Perut membesar bahkan makin bertambah besar, namun
pada pemeriksaan dalam, rahim teraba sebesar biasa. Reaksi kehamilan negatif,
tanda – tanda kehamilan lain negatif.
(4) Kandung
kemih penuh dan terjadi retensi urin
Pada
pemasangan kateter keluar banyak air kencing.
(5) Hematometra
Uterus membesar karena uterus terisi darah yang
disebabkan himen inperforata, stenosis vagina atau serviks.
Tabel.
Diagnosis
Banding Nullipara dan Multipara
NULLIPARA
|
MULTIPARA
|
1. Perut tegang
2. Pusat menonjol
3. Rahim tegang
4. Payudara tegang
5. Labia mayor nampak bersatu
6. Himen koyak pada beberapa tempat
7. Vagina sempit dengan ruggae yang utuh
8. Serviks licin, bulat, dan tidak dapat dilalui oleh satu ujung jari
9. Perineum utuh dan baik
10. Pembukaan serviks :
- Serviks mendatar dulu, baru membuka
- Pembukaan rata – rata 1 cm dalam 2 jam
11. Bagian terbawah janin turun pada 4 – 6 minggu akhir kehamilan
12. Persalinan hampir selalu dengan episiotomi
|
Perut longgar, perut
gantung, banyak striae
Tidak begitu menonjol
Agak lunak
Kurang tegang dan
tergantung, ada striae
Terbuka
Kurunkula himenalis
Lebih lebar, ruggae
kurang menonjol
Bisa terbuka satu jari,
kadang kala ada bekas robekan persalinan yang lalu
Bekas robekan atau bekas
episiotomi
Mendatar sambil membuka
hampir sekaligus
2 cm dalam 1 jam
Biasanya tidak terfiksir
pada PAP sampai persalinan mulai
Tidak
|
UJI HORMONAL KEHAMILAN
Uji
kehamilan didasarkan pada adanya produksi korionik gonadotropin (HCG) oleh sel
– sel sinsisiotrofoblas pada awal kehamilan. Hormon ini disekresikan ke dalam
sirkulasi ibu hamil dan diekskresikan melalui urin. Human Chorionic
Gonadotropin (HCG) dapat dideteksi pada sekitar 26 hari setelah konsepsi dan
peningkatan ekskresinya sebanding meningkatnya usia kehamilan diantara 30 – 60
hari. Produksi puncaknya adalah pada usia kehamilan 60 – 70 hari dan kemudian
menurun secara bertahap dan menetap hingga akhir kehamilan setelah usia
kehamilan 100 – 130 hari.
Pemeriksaan
kuantitatif HCG cukup bermakna bagi kehamilan. Kadar HCG yang rendah ditemui
pada kehamilan ektopik dan abortus imminens. Kadar yang tinggi dapat dijumpai
pada kehamilan majemuk, mola hidatidosa, atau korio karsinoma. Nilai kuantitatif
dengan pemeriksaan radio immunoassay dapat membantu untuk menentukan usia
kehamilan.
Aschheim
dan Zondeck telah menggunakan uji kehamilan dengan penanda HCG sejak tahun
1920. Uji biologik ini menggunakan hewan (katak,tikus, keinci) yang kemudian
disuntik dengan serum atau urin perempuan yang diduga hamil untuk melihat
reaksi yang terjadi pada ovarium atau testis hewan percobaan tersebut. Prinsip
uji biologik penanda HCG selanjutnya dikembangkan dengan cara mengambil
antiserum HCG dari hewan yang telah memproduksi antibodi hasil stimulasi dengan
HCG (protein dengan sifat antigenik). Bila urin diteteskan ke antiserum, maka
terjadi mediasi aktivitas antiserum untuk bereaksi dengan partikel lateks yang
dilapisi dengan HCG (latex particle
agglunation inhibition test). Pada perempuan yang hamil, HCG di dalam
urinnya akan menetralisasi antibodi dalam antiserum sehingga tidak terjadi
reaksi aglutinasi. Pada perempuan yang tidak hamil, tidak terjadi netralisasi
antibodi sehingga terjadi reaksi aglutinasi.
Karena
HCG mempunyai struktur yang mirip dengna hormon luteinisasi (Luteinizating Hormone/LH), maka dapat
terjadi reaksi silang masing – masing antibodi terhadap masing – masing hormon.
Untuk menghindari hal terseβbut, maka dilakukan pembatasan terhadap sensitivitas
jumlah maksimum atau internasional unit hormon yang akan diperiksa.
False negative
uji imunologik kehamilan terjadi pada 2 % dari keseluruhan pengujian dan hal
tersebut umumnya terjadi akibat pengujian yang terlalu dini (di bawah 6 minggu,
di hitung dari hari pertama haid terakhir) atau terlalu lama (di atas 18 – 20
minggu kehamilan). False positive terjadi pada 5 % dari keseluruhan uji
kehamilan dan hal ini umumnya terjadi pada perempuan dengan proteinuria yang
masif, menjelang menopause (peningkatan hormon gonadotropin dan penurunan
fungsi ovarium), dan reaksi silang hormon gonadotropin. Karena akurasi
pemeriksaan HCG adalah 95 – 98 % dan tidak spesifik untuk kehamilan, maka uji
hormonal kehamilan tidak digolongkan sebagai tanda pasti kehamilan.
Uji
radioreceptorassay dan radioimmunoassay merupakan metode yang
sangat sensitif untuk mendeteksi HCG jijka dibandingkan dengan uji kehamilan
sebelumnya. Kedua metode ini membutuhkan peralatan canggih, mahal, dan tenaga
analis terlatih. Pemeriksaan dengan radioreceptorassay
juga bereaksi silang dengan hormon luteinisasi/ luteinizing hormone sehingga sensitivitas semata tidak dapat
mengungguli uji radioimmunoassay.
Pemeriksaan
spesimen darah dengan radioimmunoassay
dapat dikhususkan untuk rantai glikoprotein subunit beta (β subunits) yang dianggap spesifik dengan kehamilan. Dengan metode
ini, adanya HCG dapat dideteksi sejak 1 minggu setelah konsepsi. Pengujian iini
dilengkapi dengan informasi tentang usia kehamilan dan tingkat sensitivitas
yang dipakai oleh pembuat perangkat atau instrumen uji kehamilan. Walau cara
pengujian ini dianggap sangat akurat tetapi tidak 100 % sempurna.
Metode
terbaru pengujian HCG subunit β adalah Enzyme
Linked Immunosorbent Assay (ELISA). Cara ini akan mengabsorbsi antibodi monoklonal
HCG subunit β dengan hasil yang sangat sensitif, tingkat spesifitas yang tinggi
dalam waktu yang relatif singkat, tidak membutuhkan biaya tinggi dan mudah
dilakukan.
Referensi
1. Rustam,
Mochtar. 1998. SINOPSIS OBSTETRI: OBSTETRI FISIOLOGI, OBSTETRI PATOLOGI.
Jakarta : EGC
2. Prawirohardjo,
Sarwono. 2008. ILMU KEBIDANAN. Jakarta : Bina Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar